Dihubungi via telepon oleh KapanLagi.com, A Hadiansyah Lubis selaku Kepala Department Marketing Public Relation Trans TV, mengatakan pernyataan membohongi penonton itu muncul karena adanya salah persepsi di masyarakat. "Yang menyebut reality show bukan kami. AC Nielsen tidak memiliki genre drama reality, nah untuk keperluan survei rating TERMEHEK-MEHEK dikategorikan reality show. Kita juga nggak pernah bilang itu reality show, orang yang nonton yang menggolongkan hal tersebut," katanya.
Hingga saat ini TERMEHEK-MEHEK tetap diproduksi. Kalau ada yang menyebut kita berhenti produksi itu salah. Rating kita tertinggi di antara seluruh program TV di Indonesia. Jadi kenapa mesti berhenti produksi?" tambah Hadi.
Dia menyebut untuk menjadi tayangan unggulan, tim TERMEHEK-MEHEK sudah bekerja keras. "Mungkin karena formatnya memang diminati oleh masyarakat. Bisa juga alternatif tontonan. Buktinya sekarang malah formatnya ditiru stasiun TV yang lain," tambahnya.
Hingga saat ini, Trans TV belum menerima surat teguran dari KPI. "Kita sih berharapnya jangan sampai ditegur. Pendapat KPI cuma diungkapkan secara lisan, belum ada tertulis. Kalaupun sampai ada teguran resmi baru kami samakan persepsi. Kami siap memberi penjelasan," terangnya.
0 comments:
Post a Comment