Akulah ibu pertiwimu
yang menjadi tempat kelahiranmu
yang menjadi tempatmu dibesarkan
yang mengenalkanmu pada dunia
Akulah ibu pertiwimu!
selalu menghisap asap yang mencekik pohonku
selalu meminum limbah yang membunuh ikanku
selalu memakan sampah yang merusak tanahku
Sadarkah kau bahwa aku menangis?
Sadarkah kau bahwa aku kecewa?
Ataukah kau tidak peduli?
Sedikitpun tidak peduli!
Dahulu, aku bangga akan leluhurmu
Mereka menghargai singkongku
Mereka mensyukuri ikan teriku
Bahkan, mereka rela menumpahkan darah demi aku!
Kini, kau hanya menuntut tambangku!
Tak kau pikirkankah pertanianku?
Tak kau lestarikankah hutanku?
Tak kau peliharakah perairanku?
Wahai para pemimpin bangsa
Terlalu banggakah kau dengan jasmu?
Hingga kau tak ingat akan diriku!
Terlalu empukkah kursimu?
Hingga kau tak mampu mengelolaku!
Tak cukup kah aku menegurmu?
Banjir yang menenggelamkan hartamu
Tanah longsor yang menutup istanamu
Gempa yang menghancurkan singgasanamu
Bolehkah aku sedikit saja meminta?
Selamatkanlah alamku
Ramah tamahlah dengan lingkunganku
Cintailah aku . . .
Karena, siapa lagikah yang mau mencintaiku?
jika bukan kau
jika bukan anak cucumu
jika bukan para penerusmu.
yang menjadi tempat kelahiranmu
yang menjadi tempatmu dibesarkan
yang mengenalkanmu pada dunia
Akulah ibu pertiwimu!
selalu menghisap asap yang mencekik pohonku
selalu meminum limbah yang membunuh ikanku
selalu memakan sampah yang merusak tanahku
Sadarkah kau bahwa aku menangis?
Sadarkah kau bahwa aku kecewa?
Ataukah kau tidak peduli?
Sedikitpun tidak peduli!
Dahulu, aku bangga akan leluhurmu
Mereka menghargai singkongku
Mereka mensyukuri ikan teriku
Bahkan, mereka rela menumpahkan darah demi aku!
Kini, kau hanya menuntut tambangku!
Tak kau pikirkankah pertanianku?
Tak kau lestarikankah hutanku?
Tak kau peliharakah perairanku?
Wahai para pemimpin bangsa
Terlalu banggakah kau dengan jasmu?
Hingga kau tak ingat akan diriku!
Terlalu empukkah kursimu?
Hingga kau tak mampu mengelolaku!
Tak cukup kah aku menegurmu?
Banjir yang menenggelamkan hartamu
Tanah longsor yang menutup istanamu
Gempa yang menghancurkan singgasanamu
Bolehkah aku sedikit saja meminta?
Selamatkanlah alamku
Ramah tamahlah dengan lingkunganku
Cintailah aku . . .
Karena, siapa lagikah yang mau mencintaiku?
jika bukan kau
jika bukan anak cucumu
jika bukan para penerusmu.
0 comments:
Post a Comment